Pura Lingsar adalah salah satu tempat wisata sejarah dan budaya yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pura Lingsar didirikan pada abad ke-18 oleh seorang bangsawan Sasak bernama Kyai Gede Ngurah Karang Asem. Tempat ini dianggap sebagai simbol perdamaian antara dua agama utama di Lombok, yaitu agama Hindu dan Islam.
Pada zaman dahulu, wilayah Lombok dihuni oleh orang-orang Sasak yang mayoritas memeluk agama Hindu. Kemudian, pada abad ke-16, bangsa Arab datang ke Lombok dan membawa agama Islam. Agama Islam kemudian menyebar secara pesat di Lombok, dan terjadi konflik antara pemeluk agama Hindu dan Islam.
Pada tahun 1714, seorang bangsawan Hindu bernama Kyai Gede Ngurah Karang Asem membangun Pura Lingsar sebagai tempat persembahyangan bagi umat Hindu dan Islam. Tempat ini terletak di sebuah dataran rendah yang disebut dengan nama Lingsar, yang berarti “tempat persatuan”.
Pura Lingsar memiliki dua area utama, yaitu area bagi umat Hindu dan area bagi umat Muslim. Di area Hindu terdapat sebuah kolam suci yang bernama Segara Anak. Kolam ini dipercaya memiliki kekuatan mistis yang dapat membersihkan roh dari dosa. Sedangkan di area Muslim terdapat sebuah masjid yang bernama Masjid Bayan Beleq.
Setiap tahunnya, pada bulan Desember atau Januari, diadakan upacara ritual yang disebut dengan Perang Topat di Pura Lingsar. Upacara ini merupakan perayaan untuk merayakan persatuan antara umat Hindu dan Islam. Selama upacara Perang Topat, para pemeluk agama Hindu dan Islam saling melempar ketupat ke kolam suci Segara Anak. Ketupat yang berhasil diambil dari kolam tersebut dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya.
Pura Lingsar juga menjadi tempat wisata di Lombok yang menarik bagi para wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan budaya Lombok. Di tempat ini, pengunjung dapat mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah dan kebudayaan Sasak. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam sekitar, seperti pemandangan sawah dan perbukitan.
Dalam rangka mempertahankan keberadaan Pura Lingsar, pemerintah setempat telah melakukan beberapa upaya konservasi dan pemeliharaan. Pada tahun 2006, Pura Lingsar Lombok ditetapkan sebagai salah satu situs warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Pura Lingsar merupakan salah satu tempat wisata yang menarik bagi para pengunjung yang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Lombok. Selain itu, Pura Lingsar juga menjadi simbol perdamaian antara umat Hindu dan Islam di Lombok.