Pengetahuan psikologi sudah menghadiahkan dunia ini dengan banyak alat test. Dimulai dari alat untuk menghitung sikap anak kecil, kekuatan anak remaja, sampai alat yang dapat menolong anak remaja pahami diri dan periode depannya sendiri.
Studi of Values (SOV): Alat Test yang Mengartikan Personalitas Jadi Nilai
Alat test Studi of Values yang hendak kita dalami kerap dipakai untuk pahami personalitas orang, nilai-nilai yang dipunyai, dan mengenali karier yang memikat untuknya. Silahkan kita awali dari riwayat terbentuknya SOV lebih sebelumnya.
Table of Contents
– Riwayat Pembikinan Studi of Values (SOV)
– Referensi Teori Alat Test Studi of Values (SOV)
– Manfaat Alat Test Studi of Values (SOV)
– Kritikan pada Studi of Values (SOV)
– Penutup
Riwayat Pembikinan Studi of Values (SOV)
SOV pertama kalinya dibuat oleh Gordon W. Allport, Phillip E. Vernon, dengan dasar teori punya Spranger di tahun 1931. Semenjak peluncurannya di tahun 1931, Studi of Values punya Allport, Vernon, dan Lindzey memberi imbas yang signifikan pada dunia penelitian dan ringkas psikologi.
Tetapi, kepopuleran SOV secara cepat menyusut dari 80 sitasi /tahun jadi satu sitasi /tahun pada 1986 (Buros dalam Kopelman, Rovenport, dan Guan, 2003). Alat test ini mempunyai kekurangan hingga harus jalani beberapa koreksi. Pada umumnya, SOV alami beberapa koreksi di tahun:
– 1951 : Koreksi pada helai penilaian dan pembaruan pada etika (Allport, Vernon, Lindzey (1960)
– 1960 : Koreksi di bagian Users Manual (Kopelman, Rovenpor, dan Guan, 2003).
– 1970 : Koreksi pada helai penilaian bersama dengan Gardner Lindzey (Beri dan Hermans, 2010).
– 1995 : Koreksi pada bahasa, peralihan index behavioral sesuai budaya terkini, dan meluaskan ide spiritualitas. (Kopelman, Rovenpor, dan Guan, 2003).
Studi of Values memakai pengukur ipsatif, yakni hasil test pribadi yang tidak bisa dibanding dengan hasil test pribadi lain. SOV mempunyai mekanisme yang membuat nilai satu score akan mempertaruhkan nilai di score yang lain. Sebagai contoh ya, jika nilai theoretical, economical, dan political tinggi, automatis nilai social dan religiusous bisa menjadi rendah . Maka seperti mengkompensasi demikian, karena mekanisme penilaian testnya.
Studi of Values ini berdasar enam type bagus Spranger: Theoretical, Economical, Political, Aesthetic, Social, and Religiusous. Dalam Kopelman, Rovenport dan Guan (2003) Allport (1961, p. 454) menerangkan jika kita dapat mengenali seorang dengan lebih bagus jika ketahui tipe masa datang yang ia harapkan dan pembangunan masa datang berdasar nilai individual kepunyaannya. Selanjutnya siapakah figur Spranger ini?
Eduard Spranger ialah seorang psikiater dan filsuf yang mengeluarkan buku lebensformen (Tipes of Men). Bukunya didasari gagasan jika beberapa jenis kehidupan manusia ialah susunan dalam kesadaran. Ke enam nilai yang disampaikan Spranger ada dari pengamatan pribadinya, pengetahuan psikologi, dan pengetahuannya pada literatur yang ada.
Tidak dari study tertentu atau analitis statistik, karena berharap dikenang teori ini ada di tahun 1920 saat psikoanalisa masih populer dan behaviorisme baru memulai. Silahkan kita masuk lebih dalam ke dasar teori Spranger yang digunakan untuk membikin SOV ini.
Referensi Teori Alat Test Studi of Values (SOV)
Test Studi of Values ini memakai teori Tipes of Men punya Spranger (1928) sebagai fondasinya. Test ini dibuat untuk menghitung kemampuan (tinggi rendahnya score) relatif dari ke enam minat dasar, pola, atau sikap evaluatif. Berikut enam minat dasar dan penuturannya:
Theoretical: Minat untuk cari realita lewat pendekatan yang empiris, krisis, logis, dan cendekiawan
Economic: Mengutamakan nilai ringkas dan serbaguna. Mengutamakan hal yang bermanfaat kebutuhan ringkas dan penghimpunan sumberdaya.
Aesthetic: Memandang serasi dan wujud sebagai pucuk segalanya. Suka memandang tiap pengalaman yang unik dari pemikiran keelokan, simetri, atau kecocokan.
Social: Cinta ke warga. Tetapi kelompok ini pada akhirnya dikoreksi supaya cuman memandang karakter altruisme dan kedermawanan.
Political: Pada umumnya tertarik dengan kekuasaan, dampak, dan reputasi diri. Nilai ini tak terbatas pada sektor-sektor yang politik yaaa.
Religiusous: Junjung tinggi nilai mistik (keagamaan). Cemas pada keseluruhnya dari sebuah pengalaman dan coba pahami dunia sebagai keseluruhnya.
Supaya test ini jadi lebih reliabel dan benar, penyeleksian dari poin terakhir kalinya didasari oleh stabilitas intern dari tiap tempat (Anastasi, 1976). Pertanyaan di SOV memakai forced choice pada opsi double (a dan b) dan kuartet (a, b, c, d) sebagai opsi jawabnya di skenario tertentu. Berikut contoh masalah dari Kopelman dan Roven (2003):
Satu perihal yang terpenting di kehidupan manusia:
a. Tugas yang kamu tentukan
b. Caramu habiskan waktu luangmu
c. Rekan-rekan yang kamu bikin
d. Hal yang kamu baca
Walau teori yang memicunya berkesan benar-benar luas dan berkesan menggeneralisasi, test personalitas ini mempunyai perannya tertentu pada tangan orang yang betul.
Manfaat Alat Test Studi of Values (SOV)
Test SOV dibuat untuk dipakai oleh beberapa mahasiswa dan orang dewasa yang teredukasi (Domino dan Domino, 2006, 143). SOV secara luas dipakai untuk kepentingan konseling, pedagogis (pendekatan pada evaluasi) dan penelitian. Menurut Hogan (1972) “saat dipakai dengan subyek yang kooperatif, SOV sediakan info yang dapat dihandalkan dan pas untuk beberapa kasus pribadi.”
Kemampuan paling besar test SOV ialah kekuatannya untuk menghitung nilai-nilai seorang dan memakainya untuk menganalisa nilai yang dipunyai seorang. Nilai yang didapat ini dapat selanjutnya dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi.
Dalam riset punya Mirzamanai S. (2011) SOV dipakai untuk menyangkutkan tingkat kriminalitas yang dipunyai group tahanan di Tehran. Mereka memakai SOV untuk menunjukkan tesis mereka “Beberapa tahanan mempunyai nilai spiritualitas yang rendah dan nilai spiritualitas yang rendah itu terkait dengan perlakuan kriminil.”
Kritikan pada Studi of Values (SOV)
Teori punya Spranger (1928) sebagai dasar test ini jadi sumber dari sebagian besar kritikan dari test ini sendiri. Saat sebelum koreksi ke-4, Test SOV memetik banyak kritikan diawali dari pemakaian kalimat yang berkesan seksis, bias, dan ketinggal zaman (Kopelman dkk., 2003).
Dalam Kopelman, Rovenpor, dan Guan (2003) diterangkan banyak hal yang penting diganti, diawali dari peralihan beberapa istilah kuno sama yang lebih kekinian, meluaskan beberapa contoh dari spiritualitas, dan menerapkan semakin banyak rekomendasi kultural.
– Untuk hilangkan rumor seksisme, mereka mengganti kata man dalam kata individu, individu, his/her, dan lain-lain
– Untuk meluaskan contoh dari spiritualitas, dipertambah Mosque dan Synagogue. Awalnya, test SOV cuman memakai Cathedral sebagai contoh tempat berdoa.
– Dipertambah beberapa figur wanita untuk mengikuti contoh Florence Nightingale yang dipandang terlampau stereotipikal.
Penutup
Test SOV masih tetap dipakai sampai saat ini, walau sebelumnya memetik banyak kritikan dan disaingi oleh beberapa test personalitas yang lain lebih baru. Info tentang test ini dalam artikel atau jurnal sangat terbatas. Kemungkinan disebabkan karena reputasinya yang kalah dari test personalitas lain seperti The Big Five dan Meyer-Briggs Tipe Indicators. Mudah-mudahan artikel ini menolong kalian yang tertarik sama Test Personalitas satu ini!
kunjungi juga terapi psikologi di jogja